AI

Mengenal Project $PIPPIN, Ekstensi Lanjutan Dari BabyAGI

Share
Share

Pippin adalah unicorn SVG yang digambar menggunakan benchmark LLM terbaru di ChatGPT 4o. Ini adalah agen AI otonom di X. Pippin diciptakan oleh Yohei Nakajima, seorang inovator dan pemimpin pemikiran yang diakui di bidang AI VC (diikuti oleh Jeff Bezos dan Marc Andreessen). Ia dikenal karena pendekatannya yang membangun secara publik dan telah berada di garis depan gerakan ‘AI untuk VC’, meluncurkan lebih dari 100 prototipe berbasis AI, agen otomatisasi, dan proyek sumber terbuka.

Karya paling terkenalnya adalah BabyAGI (Maret 2023), agen otonom sumber terbuka populer pertama dengan kemampuan perencanaan tugas. Proyek ini menjadi viral di Twitter, mengumpulkan jutaan tayangan dan menghasilkan puluhan ribu bintang GitHub, puluhan kutipan Arxiv, liputan di berbagai publikasi media online utama di seluruh dunia, dan banyak kesempatan berbicara di berbagai acara, termasuk TED AI perdana di San Francisco.

Project $PIPPIN adalah Sebuah ekstensi lanjutan dari BabyAGI yang dirancang untuk membantu pengembang menciptakan “makhluk” digital dengan kemampuan AI otonom yang mendalam.

Kerangka kerja ini menekankan filosofi reflektif, di mana AI didorong untuk belajar dari pengalaman, mempertahankan memori, dan menumbuhkan kapabilitas baru secara organik, sebuah pendekatan yang disebut sebagai Pippinian Naturalism.

Pengguna dapat menentukan kepribadian dan tujuan AI (seperti penjaga bijaksana atau unicorn), menghubungkannya dengan berbagai alat sebagai “keterampilan,” dan membiarkannya menghasilkan aktivitas baru secara dinamis berdasarkan log memori dan status internalnya.

Secara keseluruhan, proyek ini fokus pada pembangunan AI modular yang tidak hanya menjalankan tugas, tetapi juga berevolusi dan berefleksi melalui siklus otonom.

Bukan Sekadar Kerangka Kerja

Di balik kode Pippin terdapat sebuah gagasan besar yang disebut “Pippinian Naturalism”. Pendekatan ini memperlakukan AI bukan sebagai program yang terisolasi, melainkan sebagai bagian dari ekosistem digital yang lebih luas. AI ini “dipelihara” melalui memori dan batasan yang jelas, namun juga didorong untuk menemukan “keajaiban kecil” (small wonders) dalam perjalanannya—belajar dari keberhasilan maupun kesalahan.
Visi proyek ini terangkum dengan indah dalam kutipan berikut:
“When code meets careful wonder, new forms of intelligence quietly bloom.”
Pendekatan filosofis ini sangat penting karena ia mengubah tujuan fundamental dari AI. Berbeda dari model arus utama yang dioptimalkan murni untuk efisiensi dan penyelesaian tugas, Pippin berorientasi pada pertumbuhan dan penemuan. Ia dirancang bukan untuk menjadi pelayan yang sempurna, melainkan rekan digital yang terus belajar.
AI yang Bisa ‘Mengingat’ dan Memiliki ‘Suasana Hati’
Salah satu fitur paling revolusioner dari Pippin adalah sistem memorinya. Kerangka kerja ini secara aktif mencatat hasil dari setiap aktivitas yang dijalankannya. Lebih dari itu, sistem ini dapat menyesuaikan variabel status internal seperti energi atau bahkan suasana hati (mood) berdasarkan hasil tersebut.
Di sinilah letak terobosannya yang sebenarnya: keputusan yang diambil AI di masa depan tidak hanya dipandu oleh batasan atau tujuan awal, tetapi juga oleh “pengalaman yang dijalani” (lived experiences). Memori inilah yang memungkinkan AI untuk benar-benar menemukan ‘keajaiban kecil’ yang disebutkan dalam filosofi Pippinian Naturalism—ia tidak hanya menemukannya, tetapi juga mengingat dan terpengaruh olehnya. Ia secara perlahan belajar apa yang berhasil, tidak hanya dengan mengikuti instruksi, tetapi juga dengan merenungkan masa lalunya.
Bukan Cuma Menjalankan Tugas, Tapi Menciptakan Kemampuan Baru
Kemampuan paling kuat dari Pippin adalah kemampuannya untuk berevolusi secara mandiri. AI dalam kerangka ini tidak terbatas pada “keterampilan” yang diberikan sejak awal. Sebaliknya, ia dapat memperluas kapabilitasnya melalui dua cara: menggunakan alat eksternal yang ada dan menciptakan kemampuannya sendiri dari nol. Ia bisa terhubung ke berbagai aplikasi sebagai “Skills”—mulai dari mengirim tweet, berinteraksi dengan Slack, hingga menjalankan code deployment yang kompleks.
Lebih jauh lagi, AI ini dapat menulis kode Python baru untuk mendefinisikan lebih banyak Aktivitas. Ini merupakan sebuah lompatan dari model saat ini yang hanya bisa menghasilkan kode untuk pengguna. Pippin dapat secara otonom mengintegrasikan kode baru tersebut ke dalam fungsionalitas intinya. Proses ini tidak acak; ia dipandu oleh “Karakter” yang telah ditentukan dan “Memori” dari keberhasilan masa lalu. Ini adalah bentuk sejati dari “otonomi reflektif”, di mana AI tidak hanya bertindak, tetapi juga mampu merenungkan tindakannya sendiri untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya di masa depan.
Anda Tidak Memberinya Perintah, Anda Memberinya ‘Karakter’
Interaksi dengan Pippin dimulai dengan cara yang sangat berbeda. Alih-alih memberikan serangkaian perintah, pengguna mendefinisikan sebuah “karakter” atau “persona” untuk AI tersebut. Sumbernya memberikan contoh yang imajinatif, seperti “pengasuh yang bijaksana atau unicorn yang unik” (wise caretaker or whimsical unicorn), lengkap dengan tujuan dan batasannya sendiri.
Ini adalah pergeseran fundamental dari sekadar prompting. Kepribadian yang Anda definisikan menjadi kompas moral dan operasional bagi AI dalam setiap pengambilan keputusannya. Kompas inilah yang mencegah evolusi mandiri AI menjadi kacau, memberinya tujuan yang jelas. Interaksi pun menjadi lebih dalam dan bermakna. Anda tidak lagi hanya “menggunakan” AI, tetapi Anda “membentuk” sebuah karakter digital dan mengamatinya tumbuh sesuai dengan sifat dasar yang telah Anda berikan.
Pippin mewakili pergeseran paradigmatik—dari paradigma lama AI sebagai alat statis yang merespons perintah, menuju paradigma baru AI sebagai entitas digital yang dinamis dan berevolusi. Ini adalah undangan untuk memikirkan “penggunaan yang penuh perhatian” (mindful usage) terhadap teknologi, di mana kita tidak hanya mencari solusi, tetapi juga memicu rasa ingin tahu. Potensinya pun nyata, membuka jalan bagi aplikasi seperti sistem bimbingan belajar interaktifasisten pemasaran berbasis AI, atau bahkan bot DevOps yang cerdas kode.
Ini membawa kita pada sebuah pertanyaan yang menggugah imajinasi: Jika Anda bisa menciptakan ‘makhluk’ digital dengan kerangka kerja seperti ini, karakter seperti apa yang akan Anda bangun dan keajaiban kecil apa yang Anda ingin ia temukan?
Sebagai catatan, kerangka kerja Pippin bersifat open-source dan akan segera dirilis untuk publik, mengundang para pengembang dan pemikir untuk ikut serta dalam petualangan ini.

#pippin #babyagi #blockchain #tokenization #token

Share